بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Arwah yang dibukakan Pintu-pintu Langit- Di antara bentuk penghormatan dan pemuliaan Allah terhadap ruh orang mukmin adalah, jika Allah telah mencabutnya dia membukakan pintu-pintu Langit untuknya. Lalu para malaikat ikut mengantarkannya hhingga batas langit berikutnya.
Di riwayatkan dari ibnu Umar bahwasanya Nabi bersabda :
" Inilah (ruh) yang menggerakkan 'Arsy. Pintu-pintu langit di buka untuknya. Dan di saksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sebelumnya ia di himpit oleh himpitan yang amat dahsyat, lalu di buka dan di lepaskan." ( HR Nasa'i, 2055 )Maksud dalam hadist di atas adalah ruh Sa'ad bin Mu'adz. Sebagaimana di sebutkan dalam riwayat yang lain dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah bersabdaa :
" Karena kematian Sa'ad bin Mu'adz, turunnlah tujuh puluh ribu malaikat. Sebelumnya mereka belum pernah menginjak bumi sama sekali."beliau juga bersabda saat jenazah Sa'adz telah di makamkan :
" Subhanallah! andaikan anda seorang yang bisa lepas dari himpitan kubu. Pastilah Sa'adz akan terlepas darinya. Tadinya ia di himpit oleh himpitan yang amat dahsyat, lalu di buka dan di lepaskan.Marilah kita renungkan hadist yang sangat menyentuh ini. YAitu sebuah hadist yang menceritakan keadaan seorang mukmin yang menghadapi detik-detik akhir kehidupan. Lalu bagaimana Allah membuka pintu-pintu langit untuknya. Setelah itu, kemana rohnya akan kembali??
Barra' bin Azib mengisahkan, " kami dan Nabi keluar mengantarkan jenazah seorang laki-lai Anshar. Sampailah kami ke kuburan yang telah di siapkan untuknya. Tatkala jenazah itu telah di masukkan ke liang lahat, Rasulullah duduk dan kami pun ikut duduk bersamanya. Suasana sangat tenang dan tegang, Seakan-akan ada burung bertengger di kepala kami. Tangan beliau memegang sebilah ranting kecil sembari di cocok-cocokan ke tanah. Lalu beliau bersabda :
'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.'dua kali atau tiga kali. Lalu bersabda lagi,:
'Sesungguhnya, jika seorang mukmin terlah berada di penghujung kehidupan dunia dan akan menghadap ke kehidupan akhirat, turunlah beberapa malaikat langit kepadanya. Wajah-Wajah mereka putih bersinar layaknya matahari yang sedang bersinar. Mereka membawa sehelai kafan dari surga lengkap dengan minyak wangi dari surga pula. Sejauh mata memandan, mereka duduk di sampin tubuh orang mukmin itu.
Setelah itu datanglah sang malaikat maut, lalu duduk sejurus dengan kepalanya, seraya berkata, ' Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridaan dari Allah.' Lalu ruuh itu keluar, mengalir dengan lembut selembut aliran air dari mulut geribah. Lalu ruh itu di ambil oleh malaikat maut. Setelah terambil oleh malaikat maut, para malaikat pembawa kafan itu tidak membiarkannya berada di tangan malaikat maut meskipun sekejap mata, kecuali akan mereka ambi. Mereka menempatkan pada kafan tersebut dan pada minyak wangi dari surga tersebu. Dari ruh tersebut keluarlah emerbak aroma wangi sewangi minyak misik yang paling wangi di atas muka bumi.
Kemudian mereka membawa ruh tersebut naik. setiap kali mereka melewati sekumpulan malaikat, pasti mereka akan bertanya, ' Ruh yang baik, milik siapa ini?? ' para malaikat pembawa ruh itu menjawab, ' Ruh fulan bin fulan.' di sebutkan dengan nama terbaik yang denganya ia di sebut oleh orang-orang yang ada di dunia. Sehingga ketika mereka sampai pada akhir langit dunia, mereka meminta ijin untuknya, lalu mereka diijinkan.
Para malaikat di setiap langit ikut mengantarkannya hingga pada batas langit berikutny, sehingga sampai pada lapis langit yang ketujuh. Allah lalu berfirman , " Tuliskanlah kitab hamba-Ku ini di 'Illiyin lalu kembalikanlah ia kebumi. Sesungguhnya aku telah menciptakannya darinya, dan aku megembalikanya kepada nya serta akan aku bangkitkan lagi darinya. Lalu ruhnya di kembalikan ke jasadnya, kemudian dua orang malaikat datang menemuinya yang kemudian mendudukannya.
Setelah itu dua orang malaikat itu menanyainya , ' Siapa Rabbmu?' ia menjawab, ' Rabbku adalah Allah.' Kedua malaikat itu bertanya lagi, ' Apa agamamu?' ia menjawab, 'agamaku Islam.' dua malaikat itu bertanya lagi, ' siapa laki-laki yang di utus di kalangan kalian. ' ia menjawab,' ia adalah Rasulullah,' keduanya bertanya lagi, 'apa ilmumu?' ia menjawab, 'saya membaca kitab Allah, lalu saya beriman kepadanya dan membenarkanya.' Setelah itu tiba-tiba ada penyeru dari langit yang menyerukan, 'Bahwa hamba-Ku ini benar. karena itu hamparkan untuknya permadani dari surga, pakaikan padanya pakaian dari surga, dan bukakan baginya pintu menuju surga,' Lalu di datangkan untuknya kesenangan dan kebaikan surga, kuburanya di luaskan sejauh mata memandang.
Kemudia ia didatangi seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus dan beraroma harum. Laki-laki itu berata, ' berbahagialah dengan sesuatu yang akan membahagiakanmu. ini adalah hari yang dulu kamu pernah di janjikan.' Lalu ia bertanya, ' Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang menandakan datangnya kebailkan. ' laki-laki itu menjawa, ' aku adalah amal Shaleh mu.' Kemudian ia berdoa, Ya Allah, Segerakanlah kiamat sehingga aku bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga dan hartaku'.'' ( HR Ahmad : VII/74)Disebutkan dalam riwayat lain dengan sedikit tambahan,
" Apabila ruh (orang mukmin) telah keluar, seluruh malaikat yang ada di antara langit dan bumi bershalawat atasnya. Demikian juga semua malaikat yang ada di langit. Semua pintu langit dibuka untuknya. Semua malaikat yang ada di pintu langit, mereka berdoa supaya ruh itu di naikan melalui pintunya. Ketika ruh itu telah di naikkan, mereka berkata, 'Wahai Rabb, ini adalah hamba-Mu yang bernama fulan. ' Lalu Allah berfirman, ' Kembalikan lagi ia ke bumi. Sesunguhnya aku telah berjanji kepada mereka, bahwa aku telah menciptakan mereka dari bumi, kepadanya aku akan kembalikan, dan darinya akan aku bangkitkan lagi di waktu yang lain.'"
Ketika itu masih bisa mendengar suara bekas pijakan sandal-sandal keluarga dan teman-temannya sewaktu mereka meninggalkan kuburannya. kemudaian ia di datangi seseorang yang langsung menanyainya, ' Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? ia menjawab, ' Rabbku adalah Allah. Agamaku Islma, dan nabiku adalah Muhammad' kemudian malaikat itu membentaknya seraya bertanya lagi, ' Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?' Ini adalah akhir cobaan yang di hadapkan kepada orang yang beriman, ini berdasarkan firman Allah:
" Allah meneguhkan oran-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh di dunia dan di akhirat.' (Ibrahim:27)
Lalu ia menjawab , ' Rabbku adalah Allah. Agamaku Islma, dan nabiku adalah Muhammad.' Kemudia malaikat itu berkata ,' Kamu benar. ' setelah itu datang kepadanya seseorang yang sangat tampan wajahnya ." (HR Ahmad VII/74)Tidakkah kita semua ingin menjadi pemilik ruh yang sangat baik dan harum ini. Kemudian pintu-pintu langit dibuka untukmu. Malaikat Allah akan menyambutmu dan memujimu serta menyanjungmu dengan kebaikan?
Jika benar-benar menginginkanya, lazimilah apa yang pernah di tanamkan Rasulullah dan jangan sekali-kali menyimpang darinya. Mohonlah kepada Rabbmu yang maha pengasih semoga dia meneguhkan hatimu di atas ketaatan kepada-Nya. Keteguhan di atas agama membutuhkan doa, permohonan dan kesungguhan. Nabi saja sering memohon agar di karuniai keteguhan di atas agama.
Syahr bin Hausyab bertutur, " Saya pernah bertanya kepada Ummu Salamah, 'Wahai Ummul Mukminin, ketika sedang di sandingmu doa apa yang paling sering di panjatkan Rasulullah? ' Ummu salamah menjawab, ' Rasulullah sering meanjatkan doa :
" Wahai zat yang membolak balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu,' kemudian aku (Ummu salamah) bertanya, ' Wahai Rasulullah, emngapa engkau sering berdoa , ' WAhai Dzat yang membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu?' Lalu beliau menjawab :
' Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya semua anak keturunan Adam, hatinya ada di antara dua jari Allah. siapa yang di kehendaki-Nya lurus, niscaya akan lurus. dan siapa saja yang di kehendaki-Nya bengkok, maka akan bengkok.' (HR-Ahmad : XIV/ 288)Inilah amal yang penting yang harus kita lakukan. dengan izin Allah, supaya pintu-pintu langit terbuka untuk arwah kita setelah kematian kita.
Sumber : mengetuk pintu langit, penulis muhammad ibrahim an nuaim, penerbit aqwam, hal 205-211